NAMA : FEBRIATI MUGHNI
NPM : 12511781
KELAS: 3PA05
Pengorganiasasian Struktur Manajemen
A. Definisi Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang berkaitan erat dengan perencanaan dan merupakan suatu proses yang dinamis. Sedangkan, organisasi merupakan alat atau wadah yang statis. Pengorganisasian merupakan penentuan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokkan tugas-tugas, dan membagi-bagikan pekrjaan kepada setiap karyawan, penetapan departemen-departemen (sub sistem) serta penentuan hubungan-hubungan.
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan yang dipandang, seperti bentuk fisik yang tepat bagi suatu ruangan kerja administrasi, ruangan laboratorium, serat penetapan tugas dan wewenang seseorang: pendelegasian wewenang dan seterusnya dalam rangka untuk mencapai tujuan.
B. Definisi Struktur Organisasi
Struktur organisasi mendefinisikan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan di koordinasikan secara formal. Struktur organisasi juga dapat di definisikan adalah suatu keputusan yang diambil oleh organisasi itu sendiri berdasarkan situasi, kondisi, dan kebutuhan organisasi. Struktur suatu organisasi menggambarkan bagaimana organisasi itu mengatur dirinya sendiri, bagaimana mengatur hubungan antar orang dan antar kelompok. Struktur suatu organisasi ada kaitannya untuk bisa mencapai tujuan yang ingin dicapainya.
C. Pengorganisasian sebagai Fungsi Manajemen
Organisasi dirumuskan sebagai pembagian pekerjaan diantara orang-orang yang usahanya dikoordinasikan untuk mencapai sasaran-sasaran khusus. Sebagai dinamika dari pembagian kerja maka organisasi merupakan proses dari adanya kegiatan berbagai orang sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya masing-masing yang bekerja bersama-sama untuk mencapai atau mewujudkan tujuan tertentu yang telah disepakati bersama. Organisasi sebagi proses dilandasi oleh suatu ketaatan bahwa pembagian pekerjaan dilaksanakan dan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga mampu merangsang kerelaan bekerja sama. Didalam proses organisasi mengalami pertumbuhan, pengembangan, perbaikan, atau penyempurnaan agar dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan warga anggotanya dan kebutuhan masyarakat sekelilingnya. Organisasi sebagai sistem di samping dipengaruhi oleh segi intern sendiri juga dipengaruhi oleh lingkupan di luarnya.
Fungsi manajemen yang terpenting kedua adalah pengorganisasian. Fungsi tersebut dijalankan oleh manajer pada semua tingkatan. Pengorganisasian mengantar semua sumber dasar (manusia dan nonmanusia) kedalam suatu pola tertentu sedemikian rupa sehingga orang-orang yang bekerja dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian mempersatu padukan orang-orang di dalam kerja satu dengan kerja yang lain-lain untuk saling berhubungan. Seorang manajer yang ingin bertindak berhasil guna, seharusnya telah menguasai :
1. Tindakan apa saja yang dilakukan
2. Siapa-siapa yang harus membantunya
3. Kepada atsan yang mana ia harus membuat dan menyampaikan laporannya
4. Siapa saja bawahan yang harus lapor kepadanya
5. Pengetahuan tentang organisasi dari seluruh kelompok yang bekerja sama dan tempatnya dalam organisasi tersebut, serta
6. Saluran-saluran komunikasi resmi yang dipergunakan untuk melancarkan kegiatan organisasi.
Pihak karyawan (bawahan) juga perlu mengetahui
1. Jenis pekerjaan yang dipadukan
2. Batas-batas jelas antara pekerjaan dengan pekerjaan lainnya
3. Hubungan pekerjaannya dengan pekerjaan teman-teman sekelompoknya, dan
4. Anggota kelompok kerja terdekat yang terjalin kesinambungan tugasnya.
Jadi secara keseluruhan, pengorganisasian sebagainsalah satu fungsi manajemen amatlah penting karena tanpa ada langkah ini tidaklah terwujud seperti organisasi, uraian tugas wewenang dan tanggung jawab. Uraian kaitan tugas atau pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain. Sementara itu, sumber-sumber dasar (manusia dan nonmanusia) tidak dapat digerakkan untuk mencapai tujuan sebagimana telah diterapkan atau melalui perencanaan.
Actuating Dalam Manajemen
A. Definisi Actuating
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi.
George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut.
Actuating adalah pelasanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan secara fisik kegiatan dari aktivitas tersebut, maka manajer mengambil tindakan-tindakannya kearah itu. Seperti : Leadership (kepemimpinan), perintah, komunikasi dan konseling (nasehat). Actuating disebut juga "gerakan aksi" mencakup kegiatan yang dilakukan manajer untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur-unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai. Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama.
B. Pentingnya Actuating
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan actuating adalah
1. Merasa yakin akan kemampuan dalam mengerjakan
2. Yakin bahawa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya
3. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau mendesak
4. Tugas tersebut mertupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
5. Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis
C. Prinsip Actuating
Prinsip-prinsip dalam actuating, antara lain sebagai berikut:
1. Memperlakukan manusia dengan sebaik-baiknya.
2. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia.
3. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi.
4. Menghargai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
5. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih.
6. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup.
7. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya.
Mengendalikan Fungsi Manajemen
A. Definisi Mengendalikan (Controlling)
Pengendalian (controlling) adalah fungsi terakhir proses pelaksanaan manajemen. Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses manajemen, karena itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Menurut Earl P. Strong : Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.
Menurut Harold Koontz : Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan terselenggara.
Menurut GR. Terry : Pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang harus dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar.
B. Langkah-langkah dalam Controlling
1. Menetapkan standar pelaksanaan kegiatan
2. Menentukan pengukuran pelaksanaan
3. Mengukur pelaksanaan yang terjadi
4. Membandingkan pelaksanaan dan standar yang telah ditentukan sebelumnya
5. Menganalisa penyimpangan yang terjadi, dan
6. Mengambil tindakan jika diperlukan untuk memperbaiki penyimpangan
C. Tipe-tipe Controlling
Menurut Handoko (1999) ada tiga tipe dasar controlling yaitu :
1. Pengawasan pendahuluan (feedforward control) :
Pengawasan pendahuluan atau sering disebut steering controls, sirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpanan-penyimpanan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan. Jadi pendekatan ini lebih aktif dan agresif dengan mendeteksi masalah-masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan sebelum suatu masallah terjadi. Pengawasan ini akan efektif hanya bila manajer mampu mendapatkan informasi akurat dan tepat pada waktunya tentang perubahan-perubahan dalam lingkungan atau tentang perkembangan terhadap tujuan yang diinginkan.
2. Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan (concurrent control):
Pengawasan ini sering disebut pengawsan "Ya-Tidak", screening control atau "berhenti-terus". Pengawasan dilakukan selama suatu kegiatan berlangsung. Tipe pengawasan ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dahulu, atau syarat tertentu dipenuhi dulu sebelum kegiatan-kegiatan bisa dilanjutkan, atau menjadi semacam peralatan "double-check" yang lebih menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.
3. Pengawasan umpan balik (feedback control) :
Pengawasan umpan balik juga dikenal sebagai past-action controls, pengawasan ini mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan dari rencana atau standar ditentukan, dan penemuan-penemuan diterapkan untuk kegiatan-kegiatan serupa dimasa yang akan datang. Pengawasan ini bersifat historis, pengukuran dilakukan setelah kegiatan terjadi.
D. Control Proses Manajemen
Controlling bukanlah hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan
program dan aktivitas organisasi, namun juga mengawasi sehingga bila perlu
dapat mengadakan koreksi. Dengan demikian apa yang dilakukan staff dapat
diarahkan kejalan yang tepat dengan maksud pencapaian tujuan yang telah
direncanakan. Inti dari controlling adalah proses memastikan pelaksanaan
agar sesuai dengan rencana.
Proses
pengawasan sebagai bagian dari pengendalian akan mencatat perkembangan
organisasi kearah tujuan yang diharapkan dan memungkinkan pemimpin mendeteksi
penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk mengambil tindakan
korektif sebelum terlambat. Melalui pengawasan yang efektif, terhadap aktivitas
organisasi, maka upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Daftar Pustaka
Afifudin. (2013). Dasar-dasar Manajemen. Bandung: ALFA BETA
Handoko, T. Hani. (2003). Manajemen edisi 2. Yogyakarta: YPFE-YOGYAKARTA